Sharing Update Implementasi SDN/NFV dari Telkomsel

Kamis, 22 April 2020, pukul 09:00 sampai 11:30, Sekjend Satgas Implementasi SDN/NFV 2.0 Telkom mengundang anggota Satgas dari berbagai unit NITS (ITSG, ISG, DIT, PND, DSO, DSS), DDB (IRS, IAS), HCM (CORPU & HCBP4), SIGMA dan TELIN pada Sesi Sharing Update Implementasi SDN/NFV dari Telkomsel. Sharing Update ini merupakan serangkaian kegiatan Satgas Implementasi SDN/NFV 2.0 Telkom yang telah dibentuk pada 29 Januari 2020. Agenda diawali dengan pembukaan dari Sekjend Satgas dan dilanjutkan dengan sharing dari Telkomsel.Pada sesi tersebut secara umum Telkomsel melakukan sharing terkait transfromasi network di Telkomsel, overview NFV dan strategi evolusi NFV, dan terakhir progress dan implementasi NFV di Telkomsel. Pada sesi ini Tellkomsel menyampaikan bahwa driver utama dari Telkomsel dalam implementasi NFV yaitu mempunyai enabler dalam trends teknologi kedepan serta mempunyai agile & flexible infra. Diambil dari Telecom Media Technology Prediction for 2020, hampir semua trend teknologi membutuhkan virtualisasi sebagai enablers. Sejalan juga dengan Survey dari SDxCentral dari tahun ke tahun bahwa Agility & Flexibility masih menjadi driver utama dari penerapan NFV. Selain 2 hal tersebut, Cost & Scalability dan Eventual 5G Launch menjadi objectives selanjutnya pada serangkain transformasi ini.

Selanjutnya Telkomsel juga menyampaikan bagaimana objectives dan startegi roadmap NFV yang dibagi dalam beberapa fase yaitu:

  1. Incubation pada 2018,
  2. Hybrid - Core Netwrok Virtualization (2019-2022) dan
  3. End State - Full Virtualization (2023-2024+), dimana tidak ada legacy hardware pada akhir fase tersebut. Selain itu juga disampaikan apa saja challenge pada trasformasi NFV.

Beberapa acquisition teknologi yang sedang dan telah dilakukan menuju virtualisasi yaitu SDN, IMS, GiLAN dan elemen pembentuk EPC seperti GGSN/SP-PGW SGSN/MME. Ada juga beberapa Network Function yang memasuki masa EoS dan secara maturity di virtualisasi masuk pada kategori long term seperi Signalling Controller (STP), Subs Database (HSS/HLR), dan CS Core (MSS & MGW). Secara keseluruhan progress saat ini porsi dari sisi kapasitas yang sudah berupa VNF (Virtualized Network Function) yaitu 25,53% sedangkan sisanya 74.47% berbentuk baremetal/legacy.

Terkait roadmap kedepan, Telkomsel berencana mempunyai staging di NFVI mulai dari Virtualized, saat ini di stage Cloud Optimized, dan kedepan ke stage Cloud Native. Selain itu Telkomsel juga mempunyai roadmap dalam end-to end service orchestration.

Lalu apa itu Cloud Native?

Cloud-Native adalah pendekatan untuk membangun dan menjalankan aplikasi yang memanfaatkan keuntungan dari cloud computing delivery model. Selain pendeketan bersifat teknis, transformasi cloud native juga mengubah cara kerja yang baru. Layaknya virtualisasi pada dunia IT yang memunculkan teknologi NFV di area telekomunikasi, pendekatan konsep cloud native yang berawal dari dunia IT ini juga mulai di implementasikan pada infastruktur telco. Cloud Native Foundation mendefinisikan Cloud Native sebagai berikut:

Cloud-native technologies empower organizations to build and run scalable applications in modern, dynamic environments such as public, private, and hybrid clouds. Containers, service meshes, microservices, immutable infrastructure, and declarative APIs exemplify this approach.These techniques enable loosely coupled systems that are resilient, manageable, and observable. Combined with robust automation, they allow engineers to make high-impact changes frequently and predictably with minimal toil.

Beberapa karakteritik dasar dari konsep Cloud Native yaitu:

  • Containerization
  • Microservices Architecture
  • Modern Design: CI/CD & DevOps
  • Automation